Select Menu

AKSI

IN MEDIA

KAMPANYE

Aksi

KAMPANYE

IN MEDIA

Suku

Protes Kebijakan Ancol, Frontjak bersama Sekber Buruh dan KPA Demo DPRD DKI

Aksi Tolak Ancol
Aksi Frontjak
FRONTJAK, Jakarta - Merasa aspirasinya diacuhkan PT Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), puluhan pengemudi taksi yang tergabung dalam Front Transportasi Jakarta (Frontjak), Senin (9/6/2014), mendemo DPRD DKI Jakarta.

Mereka mendesak para wakil rakyat agar turun tangan mengatasi kebijakan PT TIJA yang dinilai merugikan mereka, dan sarat aroma kolusi.

“Kami dikenai tarif Rp20 ribu untuk sekali masuk Ancol, tapi aturan ini nggak berlaku untuk taksi Blue Bird dan Ekspress,” tegas Rudi, koordinator Frontjak, di sela-sela aksi demo yang mereka gelar di depan gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Dari penjelasan para demonstran ini diketahui, pada April silam, tiba-tiba PT TIJA memberlakukan kebijakan pengenaan biaya masuk Rp20 ribu bagi taksi non Blue Bird dan Express.

Alasan pemberlakuan itu tak jelas dan tidak disosialisasikan dahulu. Sebelumnya, mereka bebas keluar masuk untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.

“Kami sudah demo di Ancol, tapi nggak ada tanggapannya, karena sampai sekarang kebijakan itu masih berlaku. Makanya kami demo ke sini dengan harapan DPRD turun tangan, dan TIJA menghapus kebijakan itu,” kata Rudi lagi.

Para sopir taksi ini yakin, ada kolusi antara TIJA dengan manajemen Blue Bird dan Express karena hanya kedua perusahaan itu yang tidak dikenai kebijakan. Tujuannya jelas, memonopoli penumpang yang berwisata ke Ancol.

Di sisi lain, Presidium Sekretaris Bersama Buruh, Sultono, mengungkapkan, nasib serupa dialami para pedagang kecil yang berusaha di areal rekreasi Ancol.

“Mereka dikenakan pungutan jutaan rupiah setiap bulan,” katanya.

Sultono berharap, Pemprov DKI tidak boleh tutup mata atas kejadian ini karena ini menyangkut hajat hidup warga yang mengais rejeki di lokasi wisata milik Pemprov DKI itu .(terbit di citraindonesia)

Galeri Photo Aksi Ke MA dan DPRD

Aks Frontjak























Hapus Pungutan Rp. 20.000 Untuk Taksi Kosong, Ancol Milik Publik Bukan Milik Pribadi


Aksi tolak Ancol

PERNYATAAN SIKAP

FRONT TRANSPORTASI JAKARTA
Bersama SEKBER BURUH dan KOMITE POLITIK ALTERNATIF


HAPUS PUNGUTAN Rp. 20.000 UNTUK TAKSI KOSONG 
ANCOL MILIK PUBLIK BUKAN MILIK PRIBADI 

Salam Perjuangan..!! 
Kemiskinan terus merajalela yang kian hari di rasakan oleh rakyat. Kemiskinan tidak bisa kita lepas pisahkan dari campur tangan sistem kapitaliasme. Sistem yang menghendaki penindasan,penghisapan yang menyebabkan kemiskinan dimana-mana. Indonesia yang merupakan negara sedang berkembang saat ini juga menerapkan sistem kapitalisme. Jakarta yang merupakan ibu kota negara juga tidak bisa dilepas pisahkan dari sistem yang sementara di anut dan di terapkan di negara. Hal ini bisa kita lihat masih banyak rakyat masih hidup di bawah garis kemiskinan. Makin hari biaya hidup semakin meningkat dan ini yang menjadi landasan buat rakyat untuk terus bekerja memenuhi kebutuhan. Sementara pemerintah masih melakukan keberpihakan kepada modal asing. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan pemegang kekusaan penuh terhadap taman impian jaya ancol yang status ancol adalah BUMD sehingga tempat tersebut tidak bisa komersilkan. Karena setiap warna negara berhak mengakses tempat publik. Keresahan yang sama juga di alami bukan hanya masyarakat yang mengnjungi taman impian jaya ancol tetapi para sopir taksi juga merasakan dimana tempat tersebut perahan-lahan ingin di komersilakan oleh pihak pengelolalah ancol. Dan ini bisa dibuktikan dengan adannya pengutan liar sebesar 20.000 untuk taksi kosong yang hendak masuk untuk beroperasi pada wilayah ancol, semnatara taksi merek Blubier dan Eksekutif tidak di kenakan biaya 20.000 tetapi masuk dengan gratis, hal ini menunjukan bahwa pengelolah taman Impian Jaya ancol melalukan diskriminasi terhadap taksi yang beroperasi pada daerah ancol. Bukan saja sopir taksi yang mengalami pungutan tetapi para pedangan yang beroperasi di dalam areal ancol juga dikenakan pajak yang tiap bulan mencapai jutaan. Sementara pemerintah DKI jakarta tidak perna mengeluarkan satu peraturan yang mengatur tentang pajak PKL dan Taksi perorangan yang beroperasi dalam areal Taman Impian Jaya Ancol. 

Atas dasar itu lah, maka, sangat penting kembali untuk mengkampanyekan permasalahan-permasalah yang terjadi di Taman Impian Jaya Ancol. Agar rakyat kembali sadar bahwa tempat/ruang publik merupakan hak setiap warna negara untuk menikmatinya. maka kami dari Font Transpotrasi Jakarta menyampaikan tuntutan sebagai berikut : 
1. Hapus tiket masuk Rp. 20.000 untuk taksi kosong yang beroperasi di dalam areal Ancol 
2. Lawan dan hancurkan monopoli jasa transportasi 
3. Ancol milik rakyat bukan milik pemodal 
4. Hapuskan kebijakan public yang merugikan sopir taksi dan rakyat. 
5. Hapuskan tindakan diskriminasi kepada pengemudi taksi. 
6. Tangkap dan adili para pelaku pengerusakan mobil taksi di ancol. 

Supir Taksi Tak Bisa Dikalahkan, Rakyat Bersatu Pasti Menang! 

Front Transportasi Jakarta (FRONTJAK)                                                   PresidiumSekber Buruh 
Rudi                                                                                                                 Sultoni 

Kontak Person: Gabeng (0813434480) 
Rudi (087782235410) 
Sultoni (089650544939)

Sopir Taksi Blokade Gerbang Ancol

Aksi tolak ancol
Ancol

Tuntut Penghapusan Biaya Masuk Rp 20 Ribu

Suasana kawasan wisata Ancol terganggu Kamis (1/5). Itu terjadi setelah ratusan sopir taksi berunjuk rasa. Kali ini giliran pengelola Ancol yang didatangi para pendemo. Untuk menyampaikan aspirasi mereka, sopir taksi menutup gerbang utama pintu masuk Ancol. Akibatnya, pengunjung harus masuk melalui pintu lain.

Meski terjadi di tempat yang berbeda, tuntutan para sopir taksi tersebut masih sama dengan yang disampaikan saat berdemo di balai kota. Mereka minta pengelola Ancol menghapus biaya masuk Rp 20 ribu untuk setiap taksi yang hendak menjemput penumpang di kawasan objek wisata paling terkenal di ibu kota itu.

Sopir taksi beralasan, kebijakan yang diterapkan manajemen Ancol itu cukup memberatkan. Sebab, meski tidak mengangkut penumpang, sopir taksi tetap harus membayar biaya masuk. Sebelum kebijakan baru tersebut diterapkan, mereka bisa keluar-masuk Ancol secara bebas.

’’Blokade pintu masuk Ancol dilakukan untuk memudahkan seluruh sopir taksi di ibu kota,’’ ujar Sekretaris Jenderal Front Transportasi Jakarta (Frontjak) Yanto yang memimpin langsung demo yang diikuti 300 orang dan 100 unit taksi itu.

Menurut dia, aksi tersebut mau tidak mau harus dilakukan agar pengelola Ancol bisa mendengarkan aspirasi para sopir taksi. Jika didiamkan, kebijakan yang memberatkan para sopir taksi itu tidak mungkin dihapus oleh pengelola Ancol. Dia berharap pengelola Ancol mengabulkan tuntutan para sopir taksi.

’’Tadi kami sudah bicara dengan perwakilan Ancol. Tetapi, hari ini (kemarin, Red) belum ada kepastian. Besok kami akan diberi kabar mengenai tuntutan para sopir taksi,’’ ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Corporate Communication Manager PT Taman Impian Jaya Ancol Metty Yan Harahap menjelaskan, aksi demo yang dilakukan para sopir taksi itu terjadi lantaran mereka belum mengetahui betul kebijakan baru yang diterapkan di kawasan Ancol. Dia menjelaskan, seluruh armada taksi tetap diperbolehkan masuk gratis ke kawasan Ancol asal perusahaan taksi mengisi formulir yang disediakan pengelola Ancol.

’’Kami sudah siapkan form. Mereka (perusahaan) sopir taksi hanya perlu mengisi form untuk dapat masuk tanpa tiket,’’ kata dia.

Kebijakan tersebut, lanjut Metty, diterapkan untuk memastikan perusahaan taksi yang biasa mengoperasikan armada di kawasan Ancol. Dengan begitu, pihaknya bisa lebih mudah memberikan informasi bila pengunjung Ancol hendak menggunakan taksi. ’’Tujuan utama kami adalah meningkatkan layanan pengunjung. Juga memastikan kenyamanan pengunjung,’’ terangnya.

Agar aksi demo tidak mengganggu pengunjung dan aktivitas di kawasan Ancol, pihak pengelola dan kepolisian menurunkan 200 aparat gabungan. ’’Dari dalam, ada 100 petugas. Dari luar, 100 petugas,’’ ujarnya. (JPNN)

Buruh Transportasi 'Serbu' Gedung KPU


Aksi tolak pemilu borjuis
FRONTJAK, Jakarta - Peringatan Hari Buruh Sedunia atau dikenal dengan May Day yang jatuh pada setiap 1 May, tidak hanya Istana Negara yang menjadi sasaran Buruh untuk berunjuk rasa.

Elemen buruh Front Transportasi Jakarta (Front Jak) menggelar aksi di depan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka menilai KPU sebagai alat yang dipakai pemilik modal untuk berkuasa. 

Menurut Koordinator Front Jak, Adi, upaya KPU dengan meloloskan 10 partai politik (kemudian bertambah dua, pasca putusan PTTUN) adalah bukti bahwa KPU dikuasai kelompok pemilik modal. 

"KPU penuh dengan kepentingan orang-orang berduit. Kami menolak rezim pemodal. KPU adalah legitimasi partai borjuis," tegas Adi dalam orasi di depan KPU Pusat, Jalan Imam Bonjol, Jakarta.

Selain menyuarakan tolak rezim pemodal, massa aksi juga menyuarakan anti kapitalisme, anti monopoli jasa transportasi, tolak kenaikan harga BBM, serta mendesak pemerintah memberikan akses pendidikan murah dan berkualitas.

"Kami juga mendesak cabut aturan outsourcing, upah murah dan penangguhan upah," tegas orasinya. (aktual.com)

Ancol Didemo Ratusan Sopir Taksi

Aksi tolak ancol
Aksi Tolak Ancol

FRONTJAK, Jakarta - Puluhan pengemudi taksi melakukan aksi penutupan jalan didepan pintu masuk Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Aksi pemblokadean ini merupakan bentuk kekecewaan mereka atas pungutan biaya yang dilakukan pihak pengelola Ancol kepada para supir yang akan masuk kedalam area Ancol.

"Telah terjadi pungli di lingkungan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Mereka  dipungut uang sebesar Rp.20.000 tiap supir," ujar koordinator Font Transportasi Jakarta (Frontjak), Fery Abba saat dihubungi, wartabuana, Jumat (2/5/2014).

Dalam pemblokadean aksi yang dilakukan kemarin (Kamis 1/5/2014) kurang lebih 100 armada taksi dari berbagai perusahaan. Bahkan sebelum melakukan aksi tersebut, mereka melakukan konvoi kendaraan melintasi area stasiun Gambir - Gajah Mada - Mangga Dua - Gn. Sahari - hingga Pintu Masuk Taman Impian Jaya Ancol.

"Kita menuntut hapus monopoli jasa transportasi di lingkungan Taman Impian Jaya Ancol. Kita juga nuntut hapus pungli sebesar Rp 20,000 dan hapus outsourcing," kata Fery.

Sementara itu, Coorporate Comunication Manager PT Ancol Taman Impian, Meiti Yan Harahap, melalui media juga sudah memberikan penjelasan bahwa aksi yang dilakukan oleh para penegemudi itu, merupakan bentuk kesalahpahaman. Pasalnya, pihak Ancol sendiri telah mengeluarkan kebijakan yang intinya hanya ingin menertibkan para pengemudi taksi yang ingin masuk ke Ancol.

"Para perusahaan taksi bisa mengisi form yang sudah disediakan untuk dapat masuk tanpa tiket. Langkah ini di lakukan demi kenyamanan pengunjung juga," pungkas Meiti. (mercubuana.com)

VIDEO